Belajar Dari Kegagalan Bisnis Nokia

Karin Arini January 20, 2023 • 5 minute read

blog details

Jika kamu ingin berinvestasi untuk berbisnis, bukan halnya kamu hanya memberikan uang kepada pihak tertentu dan menunggu hasilnya. Diperlukan strategi yang tepat untuk membuat investasi yang kamu berikan dapat bertahan lama untuk masa depan.

Bila tidak berhati-hati dalam memilih jenis bisnis yang akan diinvestasikan, jelas kamu akan mengalami kerugian. Banyak perusahaan yang bangkrut dikarenakan tetap mempertahankan tradisi dan tidak mau berinovasi.

Salah satunya adalah perusahaan Nokia, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi gadget ini belum lama mengumumkan bahwa perusahaannya telah bangkrut. Siapa yang tidak kenal dengan Nokia? Merk gadget ternama yang terkenal pada tahun 2000an dengan tagline iklan yang terkenal, yaitu Connecting People. Bahkan Nokia digadang-gadang sebagai ponsel sejuta umat, karena hampir semua orang di dunia ini menggunakan gadget Nokia.

-EvW23N7ZAXaeisvlwAiyyTqz1nBG-3rNh_rk_5mkpgUrGtxZxqsjjrCnNmp3wYUxD_jmIwHPfjrCWI-S7KUrdr0x9k-sr8ysEaBZv4Fb18jaF3SCYyFBxX2IaOmVgEnTZkNyjTF9ba6_HhwxL9ar_OaddQsKNhkZpc2eMjMl4Je7x0aYAUGfBiH5YhfcQ

Terdengar bahwa banyak faktor yang membuat Nokia mengalami kegagalan, salah satunya adalah keangkuhan dari pemiliknya. Sang pemilik menilai bahwa Nokia telah berkuasa selama 14 tahun dan tidak ada yang dapat menyainginya. Ditambah dengan market share yang gencar sehingga membuat mereka tak merencanakan apapun untuk perkembangan Nokia. Hal itulah yang membuat konsumen meninggalkan Nokia dan beralih pada gadget yang canggih pada saat ini, yaitu Apple dan Android.  

Oleh karena itu, pentingnya untuk selalu berinovasi dalam berbisnis wajib untuk diterapkan, sehingga pasar pun siap menerimanya. Berikut beberapa alasan mengapa Nokia bisa gagal dalam menjalankan bisnisnya:

1. Terlalu sempit dalam mendefinisikan perusahaan 

Pada mulanya, Nokia berasal dan berkembang dari sebuah desa yang kecil di Finlandia. Nokia adalah sebuah perusahaan kertas yang kemudian berkembang menjadi perusahaan elektronik di tahun 1960-an. Setahun kemudian, Nokia meluncurkan produk gadget pertamanya dengan nama Mobira Senator. 

zVBnKquC5mCb5GEk1jZZYMjCYUBWrCw2wYsQvq7LDftMdc7xktVKP9nhM8C-MzzjVNc7H4wYU_PDXnTLEee14evmGz5QImTv0rjTx6cQ4whNjYGA3ORscunZjzF8ojySGjZaFsn128e8UaJqVi4M50X5qLHomSlTQiVwkZI64IavGCAJteEd-JeD3mci

Namun sayang seiring berjalannya waktu, era teknologi yang semakin canggih pun dimulai sehingga kenyataan pahit harus dialami oleh Nokia. Pada akhirnya, Nokia gulung tikar, dan baru menyadari adanya kecanggihan teknologi komunikasi pada tahun 2013 saat Nokia telah diakuisisi oleh Microsoft. Dana yang dikeluarkan sendiri untuk membeli Nokia hanya di angka 7,2 miliar dollar Amerika, transaksi tersebut baru selesai pada tahun 2014 dan mampu membawa Nokia ke dalam kepemilikan Asha maupun Lumia. 

2. Melupakan konsumen 

Kondisi perusahaan Nokia yang kekurangan ahli dalam bidang software ternyata masih belum membuat mereka sadar. Mereka tidak fokus dengan compatibility aplikasi mereka. Justru yang dilakukan adalah dengan membuat bagaimana caranya Nokia tidak bisa bermain game yang sering dimainkan. Alhasil konsumen pun tidak ada yang memilih mereka. Ini sama saja tidak memperhatikan kebutuhan konsumen.

AaoHnOd_cuIWVk4P1zPBZqR9Sfd9MWnQ2m2tUbv_W21vzSo_0lNDS8H6RWzWVEsyp141XnvzPRXg9yhS-yYKgM0BTS6h5Bx1-UKruW0cu_qDXQQcwfBI68UNjXTBzZzwyq9EOZHxWElPuI1guji5Gs8lmcynQnoU2tlrCr8D8K3I6jGN9pIA1PI30w8G

Akhirnya smartphone Nokia yang mempunyai platform symbian dianggap gagal dan tidak diterima di pasaran karena tidak menarik konsumen yang ingin mendapatkan smartphone yang user friendly dengan berbagai jenis kemudahan serta aplikasi di dalamnya. 

3. Bergerak terlalu lambat 

Operasi sistem symbian pada Nokia merupakan sistem yang berbayar dan tertutup untuk perubahan. Hal inilah yang akhirnya membuat Nokia semakin meredup karena mereka terlambat untuk membuat sistem symbian menjadi open source. Mereka melakukannya ketika Apple dan Android telah diterima dengan baik di masyarakat. 

A0YLtX4wQ7PkwbJBuSy9yeRfkN3nIYPtYTqxeiN6CW3irf-K3KOgDqFO2BqydTDyU8pG3tvelBLdR2YDqhLVtU2F8N1ogda5IlcFB3-2wYRY4rrkqKAe1S3KanU4ItE6ObLYhxtN3F_8v2TmGmabaCI4NL6wqqVeIBVr9BQLv2KpFRJlUxxdxOdcgXcK

Melihat pergerakan Nokia yang sangat lambat, membuat mereka akhirnya ditinggalkan oleh konsumen setianya. 

4. Budaya inovasi gagal dikembangkan 

FLW0TZTZegAdT7LmobzB60yXnDV_CZol90e38d3FhAuQhWrxqP2WoCio1aepf9wMzLh0TInn3bU1DCcP-I0r2rkoXhhbCJYnXt38bWd8cxbWnzef-LWtYAdNuRY-SHiDEPuq1IInD416oT2_BNh5iimRZHeNlKFqdDPnE_iXFTDkuR8vpEpQ7W2MVI7X

Nokia merasa selalu puas dengan apa yang telah dikerjakan, tidak melakukan inovasi sama halnya dengan tidak menyelamatkan perusahaan dari ketergantungan pada bidang hardware. Mereka selalu puas dengan keberhasilan yang tengah dimilikinya dan selalu gagal dalam merencanakan perkembangan selanjutnya untuk mendapat keuntungan. 

5. Tidak mendengar masukan

Masukan dan saran sangat dibutuhkan oleh perusahaan karena perusahaan tidak bisa menilai kinerja diri sendiri secara efektif dan subjektif. Sebuah perusahaan harus dengan terbuka menerima kritik dan saran yang membangun untuk mengembangkan perusahaan menjadi lebih baik lagi di masa yang akan mendatang.

lxHO84zqEVulpMRKbi-qNIyrOLyMl04mg2sE06Sy3xF2oor6cfQyKVrTWQh09Eix96xRKY6Njd5DDZNW-SHIhdiDs_iFAv8LF-8Dd6dBuEXt47lVg5ZQsiOObjOSLxpwuDxWBsj39SD4sU5IkUkZ43rAlrjENhicMNYG0dWx14-SFzqkXDAPmUsFItn2

Dengan kegagalan Nokia dapat membawa satu pelajaran yang besar untuk semua pelaku bisnis saat ini. Pikiran terbuka dengan semua perubahan yang ada, adalah salah satu hal yang penting jika ingin terus bertahan dan berkembang. 

Sebuah pepatah mengatakan bahwa “inovasi atau mati”. Memang begitulah adanya jika tidak melakukan inovasi maka waktu ke waktu akan mati. Dari penyebab kegagalan yang dialami oleh Nokia bisa menjadi pelajaran yang besar untuk semua pebisnis masa kini. Jangan sampai usaha kita gagal hanya karena kita tidak mengikuti perkembangan masa kini, kalau usahamu jadul (red: kuno) bisa jadi konsumen pada kabur. Maka kelola usahamu dengan aplikasi penjualan dan wirausaha Kasirini yang selalu berkembang untuk memenuhi kebutuhan pengguna.